Sabtu, 04 Agustus 2018

BERAPA HARGA IBU KITA

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumahnya tanpa membawa apapun. Saat di perjalanannya, ia baru menyadari bahwa ia juga sama sekali tidak membawa uang.

Dia menyusuri sebuah jalan, dan saat melewati sebuah kedai bakmi..tanpa sengaja ia mencium harumnya aroma masakan, rasa lapar diperutnya pun semakin menjadi..ingin sekali ia memesan semangkuk bakmi yang merupakan makanan kesukaannya, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai yang melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata :

" Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi? "
" Ya, tetapi, aku tdk membawa uang " jawab Ana dengan malu-malu sambil menahan rasa laparnya
" Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai...silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu ".

Tidak beberapa lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap...kemudian air matanya mulai berlinang.

" Ada apa nona? ", tanya si pemilik kedai.
" Tidak apa-apa...aku hanya terharu.." jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

" Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !...tetapi.. ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, dia mengusir aku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah..."

"Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu tersenyum setelah mendengar perkataan Ana, dia menarik nafas panjang
dan berkata

" hmm..Nona.. mengapa kau berpikir seperti itu? aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu...sedang Ibumu telah memasak bakmi..bubur dan nasi untukmu sedari kau kecil sampai saat sekarang ini... mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya "

Ana, terhenyak mendengar penuturan pemilik kedai...

dia menghentikan suapannya...

" Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yg baru kukenal... aku begitu berterima kasih....

tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun -tahun, ibuku yang mengandungku selama 9 bulan penuh harap dan cemas, ibuku yang melahirkanku penuh kesakitan, ibuku merawat dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, yang selalu khawatirkan aku dan tidak bisa tidur disaat aku sakit...malahan kini aku tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.

Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah

"Ana kau sudah pulang nak, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang ". Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEKALI WAKTU, KITA MUNGKIN AKAN SANGAT BERTERIMA KASIH KEPADA ORANG LAIN DISEKITAR KITA UNTUK SUATU PERTOLONGAN KECIL YANG DIBERIKAN.

TETAPI KEPADA ORANG YANG SANGAT DEKAT DENGAN KITA (KELUARGA)
KHUSUSNYA ORANG TUA KITA, KITA HARUS INGAT BAHWA KITA BERTERIMA KASIH KEPADA MEREKA SEUMUR HIDUP KITA.

SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA, TETAPI KASIH SAYANG DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.

APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://www.rumah-yatim-indonesia.org

MALAIKAT PUN MENANGIS

Di Negara teluk ada seorang gadis yang belajar di salah satu perguruan tinggi dengan mengambil jurusan agama, dia di anugerahi oleh Allah suara yang sangat merdu.Setiap malam ia membaca Al-Qur’an di dalam kamarnya.

Bacaan yang amat indah terdengar .. Setiap kali dia membaca Al-Qur’an diam-diam ibunya setiap malam setiap malam mendengarkan dari balik pintu kamar,terhanyut dengan suaranya yang begitu indah membaca Al-Quran,dan itu berjalan berhari-hari setiap kali akan beranjak tidur.

Pada suatu hari gadis itu jatuh sakit, lalu keluarganya membawanya ke rumah sakit
dan dirawat beberapa lama di sana sampai ajal menjemputnya. Keluarga tersebut betul-betul shok begitu mendengar berita kematian putrinya Terutama bagi sang Ibu, kepergiannya tlah meninggalkan kesedihan yang sangat mdalam.

Satu hari pertama setelah kematian putrinya terasa satu tahun.
Setelah kesedihannya berangsur-angsur pulih,

pada suatu malam sang ibu mendekati kamar anaknya yang telah meninggal itu sekitar jam 01.00 malam, setelah mendekati pintunya ia terhenti karena mendengar suara tangisan banyak orang dari dalam kamar yg kosong itu tetapi dengan suara samar.Sang Ibu terkejut dan tidak jadi masuk kamar.

Keesokan harinya ia memberitahu anggota keluarganya tentang yang ia dengar semalam
dalam kamar anaknya. Lalu anggota keluarga tersebut pergi ke kamar sang "putri" yang telah meninggal tetapi tidak mendapatkan siapapun.

Pada hari kedua tengah malam pada waktu yang sama, sang Ibu pergi lagi ke kamar anaknya, dan lagi-lagi ia mendengar suara tangisan yang sama seperti malam sebelumnya..

Lalu dia memberi tahu suaminya,tetapi suaminya berkata: "Besok pagi kita lihat untuk membuktikannya, siapa tahu engkau berhalusinasi."

Pagi harinya mereka pergi melihat kamar itu dan mereka tidak mendapatkan siapa-siapa
sama sekali. Sang Ibu sangat yakin dengan apa yang didengarnya,kemudian ia menceritakan hal itu pada salah seorang temannya. Lalu teman tersebut memberi petunjuk agar pergi menemui seorang syekh dan menceritakan apa yang terjadi.

Sang Ibu lalu pergi menemui syekh tersebut dan menceritakan kejadian yang ditemuinya,
syekh tersebut terkejut mendengar cerita itu lalu berkata:
"Saya ingin datang kerumah anda untuk melihat kamar putri anda pada waktu tersebut."

Ketika syekh tersebut telah datang. Sang Ibu menceritakan apa yang dilakukan putrinya ketika masih hidup, yaitu membaca Al-Quran setiap malam dengan suara yang sangat merdu dan khusyuk.

Syekh lalu menuju kamar putri tersebut dan ketika telah dekat dengan kamarnya ia tersentak mendengar suara tangisan sebagaimana yang di dengar oleh sang Ibu tsb
seketika itu juga Syekh tersebut ikutan menangis.

Orang–orang di keluarga tersebut bertanya:
"Apa yang menyebabkanmu menangis ya Syekh?"

Syekh tersebut menjawab: "Allahu Akbar! itu adalah suara tangisan para malaikat.
Sesungguhnya malaikat turun setiap malam mendengarkan bacaan putri anda...dan sekarang mereka kehilangan suara yang menyebabkan mereka turun ke bumi untuk mendengarkannya...Allahu Akbar!...Allahu Akbar!... Selamat atas derajat yang telah diperoleh putri anda.."


http://www.almujtamaa-mag.com edisi bhs Arab.

Ditulis Oleh : Adhan Sanusi, Lc

KREDIT MOTOR

“ Ayah udah pulang gojeknya ya?” sapa sigendut raka sambil tak lupa salim kepada ku yg masih duduk dijok motor “ yah tadi tukang motor dateng..ayah belom bayar motor ya..?” aku hanya tersenyum pahit.

Tarikan mingu-minggu ini sepi banget, dari pagi mulai aku keluar sampai siang hari begini baru dapat dua kali, itupun yang jaraknya dekat..lumayan sih dapat segelas kopi dan sisanya buat pegangan kali aja penumpang perlu kembalian..heheh

Duduk lemas aku diteras rumah “ Gimana sekolahnya tadi..ada pe-er ga?” sampil kupeluk dan kucium pipi gembulnya seperti biasa.

“ Tadi aku ponten seratus dong yah..” Raka berlari kedalam rumah mengambuka tas sekolahnya dan mengambil buku pelajaran matematikanya lalu kembali kepadaku menunjukan pelajarannya tadi pagi dengan wajah berseri-seri

“wuiih mantab anak ayah…pinter banget yah..”

“ siapa dulu dong ayahnya…hahaha..”  aku kembali memeluk erat tubuh gemuk bocah tujuh tahun itu

“ Ayo kita makan…Raka udah makan belom? “ aku menggiringnya masuk kedalam rumah

“ Udah yah…tadi disuapin mbah..”

“ Yaah kan udah naik kelas dua…kok masih disuapin aj, kayak anak tk aja…heheh”

----------

“ Ayah aku ada kumpulin uang nih…buat bayar motor ayah aja…” Raka menghampiriku yang sedang menikmati makan siang membawa dompet tabungannya yang berasal dari bekas sarung pensil, Dia mengeluarkan semua isinya…yang kertas maupun yang koin…

“ Nih yah..semuanya buat ayah…” Raka meletakannya didepanku yang masih menyuap tahu goreng dicocol sambel kemulutku

“ Laah…nanti buat jajan Raka mana?” aku pura-pura melotot kaget

“ Gapapa yah…aku ga jajan juga…kalo ga bayar nanti motornya diambil lho yah…kata tukang motornya.. nanti kita ga punya motor lagi…” kulihat wajah bersih polosnya itu begitu serius mimiknya kulihat

“ Tadi aja aku jajan Cuma seribu doang yah…tanya aja mbah?”

“ Emang udah ada berapa uangnya?”

Raka menghitung lembar demi lembar dan koinnya satu persatu dengan suara dikeraskan, aku ikut membantunya “ Ada tujuh belas ribu ya yah…dapet ga yah?”

Aku tersenyum dan menggangukan kepala, sambil mengusap-usap kepalanya tidak terasa walaupun berusaha kutahan tetap saja ada sedikit air menggenang dimataku saat kulihat kesungguhannya menghitung tabungannya untuk berusaha membantuku membayar kreditan motor yang menunggak 2bulan.

Kupandangi wajah lucu yang selalu membuatku gembira itu…entah apa jadinya aku tanpa dirimu nak… selalau saja kamu membuat ayah baper sekaligus takjub.. 

Allah yang maha baik telah menganugrahkan kepadaku seorang malaikat kecil penjaga hidupku yang terus menciptakan semangat untuk terus hidup dengan cara Mu

Membuatku tetap tersenyum..

Membuatku selalu bersyukur..

Dan

Bahagia…

Tetap sehat dan bahagia selalu nak..
smg keshalehan terus tertanam dihatimu sampai kamu dewasa kelak

 my sweethome



BERAPA HARGA IBU KITA

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah,  Ana segera meninggalkan rumahnya tanpa membawa apapun. Saat  di perjalan...